Yusril ditolak MK

Posted On // Leave a Comment

Serial tweet atas ditolaknya uji materi UU PILPRES oleh Yusril.

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
1. Ada dua point putusan MK sehubungan dengan permohonan uji UU no. 42 Th 2008 tentang Pilpres yg saya ajukan
**03/20 16:51:21 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
2. Pertama MK nyatakan menolak permohonan saya dengan alasan permohonan saya tdk mempunyai alasan hukum;
**03/20 16:57:00 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
3. Untuk menyatakan demikian, MK hanya mengutip seluruh pertimbangan hukum dlm memutus permohonan Efendi Ghazali sebelumnya
**03/20 16:54:06 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
4. Kedua, MK menyatakan tidak berwenang menafsikan UUD 45 seperti yg saya mohon, terkait dengan maksud ketentuan ps 6A ayat 2 UUD 45 ....
**03/20 16:55:45 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
5. ...dikaitkan dengan ketentuan Pasal 22E UUD 45. Alasan ini bagi saya sangat aneh
**03/20 16:56:45 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
6. MK selama ini gembar-gembor mengatakan bhw MK adalah penafsir tunggal konstitusi
**03/20 16:58:29 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
7. Tapi ketika saya mohon MK 298a92f1 , MK malah mengatakan tidak berwenang menafsirkan konstitusi. Aneh
**03/20 16:59:12 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
8. MK nampak mengelak untuk menafsirkan dua pasal tsb, padahal mereka tahu apa maksudnya. MK hanya menyembunyikan kebenaran entah utk apa
**03/20 17:00:58 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
9. Maka Pilpres 2014 ini mengandung kerawanan konstitusional, dengan mengacu pd putusan permohonan Efendi Ghazali
**03/20 17:04:43 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
10. Norma UU Pilpres telah dinyatakan bertentangan dengan UUD 45 dan tdk punya kekuatan hkm mengikat, tapi baru berlaku 2019
**03/20 17:04:34 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
11. Saya telah lakukan tugas saya baik sebagai akademisi maupun aktivis untuk mengkreksi jalannya negara, khususnya Pemilihan Presiden..
**03/20 17:06:28 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
12. Agar sesuai dengan norma2 konstitusi dalam UUD 45, agar saya tdk disalahkan oleh sejarah mengapa tdk berbuat dan mengingatkan
**03/20 17:07:42 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
13. Biarlah sejarah yg akan mencatat peristiwa hari ini di masa depan, karena ini berkaitan dengan sejarah perjalanan bangsa kita
**03/20 17:10:30 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
14. Suatu hal yg juga patut dicatat dalam putusan MK kali ini adalah penggalanga opini publik yg mengatakan bhw permohonan saya pasti..
**03/20 17:11:40 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
15...akan dikabulkan karena Ketua MK dijabat Hamdan Zulfa yg bekas anak buah saya. Saya berulangkali membantah tuduhan itu
**03/20 17:13:22 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
16. Saya tdk pernah bicara dg Hamdan Zulva terkait perrmohonan yg saya ajukan ke MK, tapi kebanyakan orang tdk percaya
**03/20 17:14:03 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
17. Saya tetap menjaga integritas moral pibadi tdk ingin kasak kusuk lakukan pendekatan2, meskipun seseorang itu bkas anak buah saya
**03/20 17:16:15 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
18. Sekarang buktinya permohoan saya ditolak dan sebagiannya lg dinyatakan tdk berwenang untuk diperiksa, diadili dan diputus oleh MK
**03/20 17:17:49 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
19. Sementara Ketua MKnya Hamdan Zulva yg bekas anak buah saya itu.
**03/20 17:18:38 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
20. Dalam mengajukan perkara ke MK, saya tdk berurusan dengan Hamdan, dan Hamdan jg tdk ada urusannya dengan saya. Kami jalan sendiri2
**03/20 17:20:14 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
21. Sementara ini demikianlah twt saya tentang putusan MK sore ini. Bagi saya mengecewakan. Bagi yg lain, mungkin diterima dengan suka cita
**03/20 17:21:41 from Twitter for iPad

Yusril Ihza Mahendra(@Yusrilihza_Mhd)
22. Demikianlah perjalanan sejarah manusia dan perjalanan sejarah bangsa ini, tetap masih panjang dan berliku..
03/20 17:22:25 from Twitter for iPad

[Read more]

"Assãmu 'alaikum" (Kematian Bagimu)

Posted On // Leave a Comment

Seperti kita tahu, KH. Mustofa Bisri sangat aktif di twitter dengan  akun @gusmusgusmu. Berikut ini serial tweet beliau tentang keteladanan Rasulullah yang dikurang ajari oleh orang-orang yahudi. Semoga bisa menjadi teladan bagi kita semua. Amin.

@gusmusgusmu: 1/ Ketika Nabi Muhammad SAW dikurang-ajari orang2 Yahudi yg memplesetkan salam mereka dg "Assãmu 'alaikum" (Kematian bagimu), bukannya...

@gusmusgusmu: 2/ "Assalãmu 'alaikum" dan sayyidah 'Ãisyah marah dengan membalas "Assãmu 'alaikum wala'anakum6 waghadhiba 'alaikum," (Semoga kematian,

@gusmusgusmu: 3/ laknat, dan murka Allah atas kamu!), Nabi Muhammad SAW justru menilai isterinya itu berlebihan dan menegurnya. "Mahlan ya 'Ãisyah,

@gusmusgusmu: 4/ InnaLlãha yuhibburrifqa fil-amri kullih." (Tenanglah, Ãisyah, sungguh Allah itu menyukai kelemah-lembutan dalam segala hal." Dlm riwayat

@gusmusgusmu: 5/ riwayat lain, "Mah ya 'Ãisyah, fainnaLlãha lã yuhibbul fukhsya walãt-tafakhkhusy." (Ah, 'Ãisyah, jangan begitu. Sungguh Allah itu ...

@gusmusgusmu: 6/ tidak suka kekasaran dan sikap kasar.). ketika sayyidah 'Aisyah masih berkata, "Apakah paduka tidak mendengar ucapan mereka?", Rasulullah

@gusmusgusmu: 7/ pun bersabda: "Apakah engkau tidak mendengar ucapanku? bukankah aku telah menjawab mereka dengan "Wa'alaikum." (Dan bagi kalian juga)?

@gusmusgusmu: 8/ Lihatlah; betapa luhur ajaran dan contoh Rasulullah SAW. Semoga kita yg mengaku umatnya, diberi kemampuan untuk bersikap lemah lembut..

@gusmusgusmu: 9/ Semoga selawat dan salam dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammadﷺ

**Diambil dari akun @gusmusgusmu (KH. Mustofa Bisri, --Gus Mus), tgl 18 Maret 2014.

[Read more]

Candi Jago

Posted On // Leave a Comment
"Bathara Wisnu mulih ing curalaya pjah dinarma ta sire waleri swasimbha len sugtawimbha mungwin jajaghu (Nagarakretagama 41: 4)"

Berbicara tentang sejarah, kadang menumbuhkan kekaguman tersendiri pada negeri ini. Terutama peninggalan zaman kerajaan-kerajaan dahulu. Membayangkannya, begitu hebat tata budaya masa itu.

Dan hal itu pula yang membawa saya dengan beberapa teman berkunjung ke Candi Jago yang terletak di Desa Jago, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Bermula dari obrolan warung kopi, dan diskusi pun berlanjut hingga menengok ke tempat keberadaan candi yang konon aslinya bernama Jajaghu. (~Seringkali kami begitu, berdiskusi tentang sejarah, saling bertukar informasi dan berlanjut mengunjunginya).

Candi ini didirikan pada masa Kerajaan Singosari sekitar abad ke-13. Terbuat dari batu andesit, dan bagian atas dari Candi Jago ini konon hancur karena disambar petir. Disebut-sebut bahwa ornamen Candi Jago sama persis dengan Candi Penataran yang terdapat di Blitar.

Pada papan dekat pintu masuk dituliskan, panjang candi tersebut 23,71 m dengan lebar 14 m dan tinggi 9.97 m. Dengan keberadaannya yang tepat di tengah-tengah pemukiman warga, ~bahkan terlalu dekat jalan, menurut saya~ mengurangi nilai kesakralan candi tersebut. Tapi terlepas dari itu semua, tetap menunjukan tingginya peradaban dan budaya masa itu.

Menurut Negarakretagama, Candi Jago merupakan tempat pendharmaan raja Wisnuwardhana atau Ranggawuni yang dikatakan meninggal tahun 1190 C atau sekitar 1268 M. Sesungguhnya raja Wisnuwardhana dicandikan di 2 tempat yakni di Waleri (tidak ditemukan sampai sekarang) sebagai Siwa dan di Jago sebagai Budha.

Keindahan relief yang begitu kompleks dan detail tampak di Candi Jago. Relief-relief tersebut dipahatkan hampir merata keseluruh sisa bangunan candi yang masih dapat kita lihat sekarang ini. Pahatan dengan begitu banyak cerita-cerita moral baik dari unsur Jawa asli, Budhisme, dan Hinduisme. Suatu bentuk perpaduan dinamis yang jarang ditemui di candi- candi lain.

Konon pembangunan Candi Jago juga dimaksudkan sebagai penolak bala tuah keris Mpu Gandring yang dikatakan akan memakan tujuketurunan Ken Arok. Wisnuwardahana juga mengangkat Narasingamurti yang masih saudara namun beda bapak sebagai pendamping utama dalam menjalankan pemerintahan sehingga periode pemerintahannya disebut dengan 2 naga kepala tunggal. Tujuannya adalah untuk mengakhiri jurang perpecahan antara para keturunan Ken Arok dan Kendedes.

Sayang, ketika saya datang kesana, tak lama berselang turun hujan. Sehingga tak sempat melihat relief-relief dengan seksama. Sedang Juru Kunci atau penjaga juga tidak berada di tempat. Padahal saya juga ingin bertanya tentang salah satu arca yang katanya berada di Belanda. Benarkah?
[Read more]

Ki Hajar Dewantoro - Taman Siswa - Cinta Kesenian

Posted On // Leave a Comment

KI HAJAR DEWANTARA

Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat (2 Mei 1889 - 26 April 1959) berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Dan sempat melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tetapi tidak sampai tamat karena sakit.

Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java , De Expres, Oetoesan Hindia , Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.

Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif sebagai seksi propaganda untuk menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu it mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.

Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker.

Pada tahun 1913, perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Pemerintah Hindia Belanda yang
berniat mengumpulkan sumbangan dari
warga, termasuk pribumi, menggugah Soewardi untuk menulis kolom "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli :"Als ik een Nederlander was") dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan Douwes Dekker, 13 Juli 1913. Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut :

"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan- kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya".

Beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini asli dibuat oleh Soewardi sendiri karena gaya bahasanya yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelumnya. Kalaupun benar ia yang menulis, mereka menganggap Douwes Dekker berperan dalam memanas-manasi Soewardi untuk menulis dengan gaya demikian.

Akibat tulisan ini Soewardi diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri). Namun demikian kedua rekannya, Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai".

Dalam pengasingan inilah, Soewardi kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte. Suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya.


TAMAN SISWA

Soewardi kembali ke Indonesia pada
bulan September 1919.

Saat beliau genap berusia 40 tahun ~menurut hitungan penanggalan Jawa, Soewardi mengganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Beliau melepas gelar kebangsawanan, agar beliau dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.

Selepas kembali ke Indonesia, ±3 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Juli 1922, beliau mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Pendiriannya diawali atas ketidakpuasan terhadap pola pendidikan pemerintah kolonial, yang tidak memberikan fasilitas pendidikan memadai kepada Bangsa Indonesia.

Semboyan dalam sistem pendidikan Taman Siswa sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh ~dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.

Pendidikan Taman Siswa dilaksanakan
berdasar Sistem Among, yaitu suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan. Dalam sistem ini setiap pendidik harus meluangkan waktu sebanyak 24 jam setiap harinya untuk memberikan pelayanan kepada anak didik sebagaimana orang tua yang memberikan pelayanan kepada anaknya. Sistem Among tersebut berdasarkan cara berlakunya disebut Sistem Tut Wuri Handayani. Dalam sistem ini orientasi pendidikan adalah pada anak didik, yang dalam terminologi baru disebut Student Centered. Di dalam sistem ini pelaksanaan pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan pada anak didik, bukan pada minat dan kemampuan apa yang dimiliki oleh pendidik. Apabila minat anak didik ternyata akan ke luar “rel” atau pengembangan potensi anak didik di jalan yang salah maka pendidik berhak untuk meluruskannya.

Untuk mencapai tujuan pendidikannya,
Taman Siswa menyelanggarakan kerja
sama yang selaras antar tiga pusat pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan masyarakat. Pusat pendidikan yang satu dengan yang lain hendaknya saling berkoordinasi dan saling mengisi kekurangan yang ada. Penerapan sistem pendidikan seperti ini yang dinamakan Sistem Trisentra Pendidikan atau Sistem Tripusat Pendidikan. Pendidikan Tamansiswa berciri khas Pancadarma, yaitu Kodrat Alam (memperhatikan sunatullah), Kebudayaan (menerapkan teori Trikon), Kemerdekaan (memperhatikan potensi dan minat maing-masing individu dan kelompok), Kebangsaan (berorientasi pada keutuhan bangsa dengan berbagai ragam suku), dan Kemanusiaan (menjunjung harkat dan martabat setiap orang).


KECINTAAN TERHADAP KESENIAN

Pengembangan, pembinaan dan penanaman kecintaan kesenian milik bangsa tidak dapat dipisahkan dengan Taman Siswa dan Ki Hajar Dewantara. Lewat keuletan dan penuh perhatian beliau -Ki Hajar Dewantara- lah, dimasukkan kesenian sebagai salah satu media pendidikan yang utuh. Tentu saja yang utama kesenian-kesenian yang berakar dari Indonesia, entah Jawa, Bali, Sunda, Sumatera, dan lainnya.

Bukan tanpa halangan, cemooh dan ejekan selalu dilontarkan oleh bangsa asing yang berkuasa waktu itu. Bahkan bangsa Indonesia yang kenyang didikan penjajah pun ikut meledek. Tetapi Taman Siswa terus melaksanakan budaya dan kesenian sebagai landasan untuk mengembangkan kreativitas siswa, dari anak-anak hingga remaja.

Lalu, sampai dimana pengaruh pendidikan kesenian sejak dirintis oleh Taman Siswa hingga saat sekarang?


RUJUKAN :
* WIKIPEDIA - Ki Hajar Dewantara
* IVAN SUJADMIKO - Sejarah Taman Siswa
* BAGONG KUSSUDIARDJA - Dari Klasik Hingga Kontemporer

[Read more]